Sulah Nyanda
nahh, pasti pembaca sekalian bingung kan apa itu Sulah Nyanda?
kalau berdasarkan gambar sih, jelas ya, terjawab dong.
Yap, betul sekali!
Sulah Nyanda adalah rumah adat suku Baduy, yang merupakan penduduk asli di Banten.
Sulah Nyanda adalah rumah adat suku Baduy, yang merupakan penduduk asli di Banten.
penasaran dong sama rumah adat yang cantik nan sederhana ini.
langsung aja baca artikel ini sampai akhir!
1. Struktur
Ditinjau dari struktur bangunannya, rumah adat Banten ini secara keseluruhan dibuat dari bahan material yang berasal dari alam. Bambu menjadi bahan utama dalam proses pendirian rumah adat ini, sementara batu, kayu, dan ijuk menjadi pelengkapnya. Batu digunakan sebagai alas pondasi. Batu yang digunakan adalah batu datar yang berukuran besar sehingga dapat dipendam di dalam tanah. Batu yang biasanya diperoleh dari kali ini digunakan untuk mencegah tiang rumah cepat melapuk. Untuk diketahui, kayu tiang rumah akan mudah keropos bila langsung bersentuhan dengan tanah. Pemasangan pondasi pada rumah adat Banten tidak dilakukan dengan merusak struktur tanah. Bila tanah tempat dibangunnya rumah memiliki kontur miring, maka pondasi pun menyesuaikan. Hal inilah yang membuat kemudian tinggi tiang penyangga rumah tidak bisa disamakan. Tiang rumah sendiri berasal dari balok kayu berukuran besar. Kayu yang digunakan untuk tiang harus kayu yang kuat dan tahan lama seperti kayu jati, mahoni, atau kayu akasia. Kayu yang kuat pada tiang sangat diperlukan untuk ketahanan rumah karena tiang merupakan tempat menopangnya rangka atap sekaligus rangka lantai.
Untuk dinding, rumah adat ini umumnya menggunakan anyaman bambu yang disebut bilik. Penggunaan bilik memberikan kesejukan bagi penghuni rumah karena sirkulasi udara dapat dengan mudah masuk dan keluar lewat celah anyaman. Inilah yang menyebabkan mengapa rumah adat Banten ini tidak memiliki jendela. Sementara untuk lantai, digunakan bilah-bilah papan yang disusun sejajar atau bambu yang sudah dibuat menjadi datar (palupuh). Bagian atap rumah ini menggunakan bilah bambu dan ijuk. Bilah bambu digunakan sebagai kerangka atap, sementara ijuk digunakan sebagai atapnya. Ijuk juga dapat diganti dengan bahan daun alang-alang yang telah dianyam.
2. Pembagian Ruangan
Rumah adat Sulah Nyanda dari dulu hingga kini masih digunakan sebagai desain utama hunian bagi masyarakat suku Baduy di Banten Barat. Untuk menunjang fungsi ini, rumah khas Banten tersebut dibagi menjadi beberapa ruangan, yaitu sosoro (depan), tepas (tengah), dan ipah (belakang). Sosoro terletak di bagian depan rumah. Dalam bahasa Indonesia dapat pula disebut teras. Bagian ini digunakan untuk menerima tamu, tempat bersantai, sekaligus tempat beraktivitas para perempuan saat pagi hari, misalnya menenun. Tepas. Ruangan ini digunakan untuk pertemuan keluarga, kenduri, bersantai, dan tidur di malam hari. Ipah. Ruangan ini terletak di belakang dan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan persediaan makanan sekaligus tempat memasak.
Nah, sekian deh ulasan mengenai rumah adat Banten dan penjelasannya. Rumah bernama Sulah Nyanda ini bukan hanya berfungsi sebagai desain rumah tinggal. Lebih dari itu, masyarakat suku Baduy Banten menganggapnya sebagai ciri khas dari kepribadian dan jati dirinya.